DIPOTONG KETIKA BERBUAH

DIPOTONG KETIKA BERBUAH

Kita masih bisa menerima pembinaan saat kita mengalami kegagalan. Namun ketika kita sedang berhasil, teguran dan masukan yang masih kita terima seakan – akan seperti hujan yang tidak kita inginkan di musim kemarau. Perasaan yang sama dialami oleh Jeffrey Katzenberg, saat dipecat dari Disney, padahal Lion King adalah film nomer satu di AS, Beauty and The Beast sukses besar di Broadway dan Home Improvement adalah acara nomer satu di TV. Baginya, dipecat ketika gagal itu menyakitkan; dipecat ketika berhasil, itu benar – benar memalukan.

Saat kita merasa berhasil, namun lingkungan tidak memberikan apresiasi yang sepatutnya (mungkin mereka iri dengan keberhasilan mereka atau mereka sesungguhnya sedang menyempurnakan kita); maka inilah yang harus kita pikirkan: bahwa ranting anggur yang sudah berbuah, pasti akan dibersihkan supaya dia bisa berbuah lebih banyak lagi.

Memang kita membutuhkan penghargaan, bukan hanya kesan. Penghargaan seakan – akan air yang kita butuhkan di padang gurun. Kenyataannya, kita tidak bertemu dengan air itu dan kita menanti – nantikan dari orang lain yang akan memberikannya kepada kita.

Situasi ini bukanlah suatu kesalahan (jangan berpikir Tuhan berbuat curang karena Dia sedang mendidik kita); melainkan suatu kesempatan untuk tidak sombong dan mendapatkan banyak masukan untuk mencapai kesempurnaan. Pujian yang sejati adalah dari Tuhan dan hati nurani kita mengetahuinya. Pujian manusia tidak mengurangi ataupun menambahinya. Buah yang dihasilkan dari semua kerja keras ini adalah bersifat tetap dan tidak akan digoyang.

Menunggu waktu yang tepat bukanlah suatu kesalahan, untuk sebuah hasil yang sempurna.
------------------------------------------------------------------------------