TUHAN BENCI SENIORITAS
Tuhan mencintai
anak sulung atau anak bungsu, tapi Tuhan membenci senioritas. Maksudnya adalah
bukan pada orangnya, melainkan pada sikap yang menganggap diri sudah sangat
berpengalaman dan merasa diri harus dihormati, terutama oleh sesama yang lebih
muda. Bisa dipahami bahwa orang yang senior adalah sosok yang memiliki
pengalaman yang mendukung kinerjanya selama ini (bahkan sebuah Management
Consulting terkenal menyatakan bahwa pengalaman kerja dalam kurun waktu
tertentu bisa menggantikan pendidikan formal yang perlu diambil oleh
seseorang). Namun berpikir bahwa orang yang lebih junior atau muda secara usia
adalah seseorang yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan adalah suatu
pendapat yang naif.
Apa yang bisa
dilihat dari seorang Manager yang senior? Bukan pendapatnya atau ‘kemahatahuannya’
yang harus dipamerkan kepada para junior, justru ‘ke-diam-annya’ yang
menentramkan para junior untuk mereka bisa menampilkan kompetensinya dengan
apik. Jangan menjadi orang yang senior, kita malahan show off. Kita malahan
akan lebih banyak diam, lebih banyak bertanya, belajar dari mereka yang masih
muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang mutakhir, memanfaatkan kemudaan
dan ‘kesombongan’ mereka untuk kepentingan perusahaan.
Menjadi senior
adalah menjadi aman dengan diri sendiri dan memberikan rasa aman kepada para
juniornya. Kenyataannya, menjadi senior sering kali menjadi sombong, yang
ternyata dipicu oleh rasa takut dan kuatirnya akan posisi dirinya yang bisa
digantikan oleh tenaga muda. Menjadi senior adalah percaya bahwa pengalaman
kerja dan kompetensi selama ini adalah hal yang unik dan didapatkan dalam waktu
bertahun – tahun. Tidak ada yang bisa menggantikannya dalam waktu yang singkat.
Menjadi senior
dan memiliki sikap yang baik adalah aset bagi perusahaan.
----------------------------------------------------------------------------------