KASIHAN BUKANLAH SOLUSI DALAM ORGANISASI
Kerap kali kita
memberikan rasa kasihan kepada rekan atau bahkan atasan, ketika mereka
mengalami masalah, namun itu bukanlah solusi. Adalah baik untuk memahami suatu
permasalahan dan penyebabnya, itu adalah empati, namun itu bukanlah solusi.
Kalau kita sering melakukannya, itu tidak akan membuat organisasi kita menjadi
lebih baik, malahan lebih buruk karena tidak ada solusi yang ditawarkan.
Ketika job description diolah sedemikian rupa
dalam proses job evaluation, maka
setiap jabatan memiliki harga (dalam bentuk range)
dan orang yang memegangnya akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan
kompetensi dan kalibernya. Apabila orang tersebut semakin kompeten, maka
tentunya upah yang diberikan manajemen kepadanya akan semakin besar dan apabila
perlu, perusahaan mempromosikan yang bersangkutan.
Ketika ada
karyawan atau atasan yang tidak kompeten, yaitu mereka tidak mampu
menyelesaikan tugas pekerjaan yang diembannya atau tidak mampu mengelola
banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, maka perusahaan akan memberdayakan
mereka melalui pelatihan, coaching
atau counselling kalau memang
masalahnya adalah non teknis. Mengasihani mereka adalah tataran emosional kita
dan cenderung membiarkan orang tersebut tidak mengambil tangung jawab. Ketika
mereka mendapati bahwa tidak bertanggung jawab bukanlah masalah, mereka akan
menyukai kondisi itu dan menginginkan pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih
banyak supaya orang lebih kasihan lagi kepada mereka.
Setiap karyawan
dibayar untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan harga
jabatannya dan setiap mereka harus mempertanggungjawabkan hal itu kepada Tuhan
dan sesamanya. Yang diperlukan apabila mereka kesulitan adalah pemberdayaan
atau bila perlu restrukturisasi, bukan kasihan.
----------------------------------------------------------------------------------